Langsung ke konten utama

Budidaya ikan lele yang menguntungkan

 

Perkiraan Modal

Mungkin ada yang bingung berapa modal untuk budidaya. Berikut ini perkiraan biaya yang harus dikeluarkan (harga hanya perkiraan saja).

ItemKeteranganHarga
1 unitkolam terpal± Rp 400.000
1 unitkolam tanah± Rp 600.000
1 unitkolam semen± Rp 1.800.000
1 unitmesin pompa air± Rp 1.500.000
1 buahpralon besar± Rp 60.000
1 gulungselang diesel plastik± Rp 50.000
1 buahjaring± Rp 250.000
4 buahember plastik± Rp 60.000
2 buahserok/seser± Rp 40.000

Jadi, total perkiraan untuk tiap jenis kolam adalah:

  • kolam terpal = Rp 2.360.000
  • kolam tanah = Rp 2.560.000
  • kolam semen = Rp 3.760.000

Sedangkan untuk biaya produksi, antara lain sebagai berikut.

  • 5000 ekor benih ikan lele, kurang lebih Rp1.200.000, harga Rp.240/ekor
  • 1kg pelet Rp 12.000
  • 1 sak kapur dolomit, Rp 12.000

Pilih Lokasi dan Lahan yang Tepat

Lokasi dan lahan yang tepat dapat memberikan andil yang besar pada kelancaran usaha pembudidayaan ikan lele. Lokasi budidaya ikan lele tentu merupakan tempat untuk dibangun yang membutuhkan kenyamanan bagi ikan lele.

Lokasi budidaya
sumber: facebook.com

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi kolam.

1. Kriteria teknis

Kriteria ini meliputi pemilihan area yang dekat dengan sumber air untuk mempermudah mengalirkan air ke kolam. Sumber air tersebut sebaiknya memiliki kualitas yang bagus, artinya tidak mengandung logam berat, patogen, atau zat-zat berbahaya serta tidak pernah kering sepanjang musim.

Meski dekat sumber air, namun juga tidak terletak di daerah rawan banjir. Sumber air dapat berupa sumur, ledeng, PDAM, atau perairan umum seperti saluran irigasi atau sungai.

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam budidaya lele perlu juga diperhatikan mengenai ketinggian lokasi budidaya yang tepat. Ini dikarenakan, ikan lele dapat hidup dengan baik pada daerah dengan ketinggian maksimal 700 m dari permukaan laut. Selain itu, ikan lele juga dapat tumbuh optimal pada kisaran suhu 22-28 Celcius.

Perlu diingat, lokasi pembuatan kolam juga sebaiknya berada di tempat yang teduh tetapi tidak di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.

Permukaan air tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau di daunan karena dapat menghalangi masuknya oksigen untuk ikan. Meski dapat hidup di air yang keruh dan minim oksigen, namun kualitas kolam yang baik tentu akan mempengaruhi kualitas ikan lele.

2. Kriteria sosial

Kegiatan yang berhubungan dengan usaha pembudidayaan sebaiknya tidak mengganggu lingkungan sekitar. Jadi, lingkungan hidup dan kelestarian alam tetap terjaga.

Dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Artinya, tidak hanya dapat meningkatkan nilai guna Sumber Alam, seperti air dan tanah di sekitarnya, melainkan juga dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar.

Lokasi budidaya sebaiknya aman dan nyaman, tidak ramai atau dekat dengan jalan raya. Ini dimaksudkan agar ikan lele tidak mudah stres.

3. Kriteria ekonomi

Lokasi budidaya sebaiknya dekat dengan daerah pemasaran agar saat panen pendistribusian ikan ke pedagang atau konsumen bisa berjalan cepat. Mengingat ikan lele harus tetap segar, maka sarana dan prasarana penghubung harus lancar.

Artinya, di lokasi ada prasarana jalan yang baik, transportasi yang memadai, dan jaringan komunikasi baik.

Jenis Tanah

Selain lokasi yang strategis, jenis tanah yang tepat juga harus diperhatikan, terutama jika ingin membangun kolam tanah. Sebab, tanah yang baik tentu akan menentukan produktivitas kolam sebagai rumah bagi lele.

Berikut beberapa kriteria yang berkaitan dengan jenis tanah yang baik untuk budidaya ikan lele.

  •  Jenis tanah yang paling baik digunakan untuk ikan lele adalah tanah liat atau lempung berpasir, tidak berporos ataupun berlumpur, serta merupakan tanah yang subur. Ini sangat penting karena tanah yang subur dapat menumbuhkan pakan secara alami seperti plankton, bekicot, ganggang dan sebagainya.
  • Beberapa contoh lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele di antaranya persawahan, tanah pekarangan, kebun atau sawah yang dijadikan gelombang atau empang.
  •  Tanah yang baik harusnya memiliki kandungan air yang stabil. Ketinggian tanah dari permukaan sumber air yang akan digunakan untuk memasak air kolam adalah sekitar 5 sampai 10%. Namun pasokan air juga sebaiknya tidak berlebihan.

Kualitas Sumber Air

Telah disebutkan sebelumnya, bahwa lokasi kolam sebaiknya dekat dengan sumber air. Sumber air tersebut dapat berupa air sumur atau perairan umum seperti sungai atau irigasi.

sumber air

Kualitas masing-masing sumber air tentu berbeda-beda  dan akan berpengaruh pada persiapan dan perlakuan air kolam. Berikut penjelasan masing-masing sumber air.

1. Air sumur

Air sumur biasanya lebih terkontrol dan aman dari kontaminasi bakteri serta bahan kimia berbahaya. Namun demikian, kandungan bahan organik sebagai pakan alami lele terbilang minim.

Terkadang ada pula air sumur yang mengandung zat besi dan kapur dengan kadar yang cukup tinggi. Untuk kadar besi yang tinggi, dapat diatasi dengan penambahan bubuk zeolid ke dalam kolam, sekitar 10-15 gram / 500 liter air.

Sedangkan jika kadar zat kapur nya yang tinggi, bisa diatasi dengan menumbuhkan Plankton atau menambahkan daun ketapang kering ke dalam air.

2. Air ledeng atau PDAM

Air ledeng atau PDAM biasanya mengandung tinggi kaporit. Sebaiknya air tersebut dinetralkan terlebih dahulu dengan menggunakan sodium thiosulfat atau sekitar 1 sendok makan per 200 liter air. Kemudian air tersebut diterapkan selama kurang lebih 1 minggu.

3. Sungai atau irigasi

Perairan umum, seperti sungai atau irigasi biasanya telah ter-kontaminasi bakteri. Bakteri ini dapat memicu berbagai penyakit. Sebaiknya air tersebut di sterilkan dulu menggunakan disinfektan atau garlic powder, kemudian diendapkan.

Aturan penggunaan disinfektan biasanya sudah tertera pada kemasan.sedangkan, penggunaan garlic powder sebaiknya 2 gram per meter ke permukaan air lalu didiamkan selama 24 jam.

Berkaitan dengan air, faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan adalah debit air kejernihan air, suhu, amoniak dan derajat keasaman (pH).

1. Debit air.

Debit air berpengaruh besar terhadap produktivitas ikan. Debit air yang cukup, akan berpengaruh baik bagi ikan. Semakin besar debit air, Oksigen yang terlarut dalam kolam pun akan semakin besar.

Selain itu, Debit air yang besar dapat menghanyutkan kotoran dan sisa makanan ikan, sehingga menghindari pembusukan serta perkembangan bakteri.

2. Suhu air.

Suhu air yang pas untuk budidaya ikan lele berkisar antara 25-30 derajat Celcius. Untuk menjaga suhu air kolam tidak terlalu tinggi, kolam bisa ditutup dengan jaring atau tanaman air seperti teratai atau Pakis air.

3. pH air.

 Derajat keasaman atau pH air sebaiknya berkisar antara 6,5 sampai 9.

Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal

Lele merupakan jenis ikan air tawar yang favorit bagi masyarakat Indonesia. Melakukan budidaya ikan lele memberikan keuntungan tersendiri bagi pelakunya. Pasalnya, potensi penjualan ikan air tawar ini selalu meningkat dari waktu ke waktu. Cara melakukan ternak ikan ini pun nyatanya tidak sulit.

Kamu bisa melakukan budidaya di kolam tembok maupun menggunakan terpal. Jika kamu masih pemula, kamu bisa melakukan budidaya menggunakan terpal saja. Jenis makanan yang diberikan juga cukup mudah didapat. Yang terpenting, kamu bisa melakukan perawatan yang tepat sehingga ikan tersebut bisa berkembang dengan baik.

Bagi kamu yang sedang memulai bisnis budidaya di kolam terpal , kamu bisa memperhatikan beberapa tips di bawah ini.

1. Mempersiapkan kolam terpal

budidaya lele kolam terpal

Langkah pertama dalam membudidayakan ikan lele adalah mempersiapkan kolam dengan baik. Sediakan kolam dengan menggunakan terpal berkualitas.

Pastikan kolam yang kamu buat sesuai dengan jumlah benih yang akan ditebarkan. Hal ini akan mengurangi resiko kematian akibat kurangnya oksigen.

2. Pilihlah benih unggul

Bibit lele

Langkah kedua dalam budidaya ikan lele adalah memilih bibit unggul. Memilih bibit ikan tidak boleh asal-asalan jika kamu mau mendapatkan hasil memuaskan. Kamu bisa memilih ikan yang gesit dan agresif sehingga tidak akan mudah terserang penyakit.

Benih ikan yang unggul memiliki ukuran antara 5-7 cm. Kamu bisa memilih ukuran yang seragam agar lebih mudah dibudidayakan. Pilihlah tubuh ikan yang tidak cacat. Ciri bibit yang baik memiliki warna mengkilap dan memiliki sungut warna cerah.

3. Proses penebaran dilakukan dengan baik

Penebaran benih yang baik harus diperhatikan dalam melakukan ternak ikan lele. Jika salah melakukan penaburan benih, maka lele akan stres dan mati. Gunakan ember untuk menebar benih ikan lele.

Lakukan penebaran pada pagi dan malam hari. Pada waktu tersebut, ikan lele cenderung lebih tenang. Jadi, bibit lele bisa berkembang dengan baik dan tidak stres.

Cara menabur benih bisa dilakukan dengan memasukkan bibit-bibit ke dalam wadah plastik. Miringkan wadah tersebut dan benih secara perlahan akan masuk ke dalam kolam. Cara ini akan membuat bibit lele menjadi lebih nyaman ketika memasuki kolam barunya.

4. Pilih atau sortir ikan

Jika bibit lele yang ditabur sudah berumur 20 hari, maka kamu bisa memisahkan ukuran yang kecil dan besar. Ini dilakukan untuk menghindari ikan lele kecil tidak kebagian makanan.

Ikan yang besar cenderung makan dengan lebih banyak sehingga yang kecil kemungkinan akan mati karena kekurangan makanan.

5. Mengatur kualitas air kolam

Warna air yang baik dalam melakukan ternak ikan lele adalah warna hijau. Lele bisa hidup dengan baik di tanah berlumpur. Jika kolam terpal berwarna hijau, ini menandakan di dalam kolam terdapat banyak lumut.

Air kolam akan berubah menjadi merah ketika sudah siap untuk dipanen. Jangan memasukkannya pada sembarang air kolam. Pastikan air kolam tidak mengandung parasit yang bisa membuat ikan menjadi mati.

Upaya mengatur kualitas air bisa pula dilakukan dengan memberikan pakan seimbang. Pakan yang berlebihan dan tidak termakan oleh ikan akan mengendap di dasar kolam. Jika tidak segera dibersihkan, pakan akan membusuk dan berubah menjadi hidrogen. Inilah yang membuat ikan pusing dan bisa saja mati.

6. Perhatikan makanan

Makanan bisa diberikan 3 kali dalam sehari pada pagi hari, sore hari, dan malam hari. Jika menemukan lele yang aktif mendorongkan kepala, ini berarti kamu harus memberikan makanan tambahan. Kamu bisa memberikan makanan berserat tinggi protein, lemak, dan karbohidrat.

Dalam tahapan ternak ikan lele , Kamu bisa memberikan beberapa makanan tambahan yang disarankan. Makanan tambahannya adalah limbah bayam maupun keong emas. Ini akan menjadi makanan lezat dan bergizi bagi ikan lele.

Perhatikan waktu pemberian makan yang tepat. Lele merupakan ikan kanibal. Jika telat memberikan makan, maka lele besar bisa makan ikan berukuran lebih kecil di dalam kolam.

7. Masa Panen

Saat yang paling ditunggu-tunggu dalam beternak lele adalah saat panen. Beruntung sekali jika kamu memilih kolam terpal. Kamu akan dimudahkan dalam proses panennya.

Kamu bisa menyurutkan jumlah air di dalam terpal dan lele pun siap dipanen. Bahkan, tidak perlu bantuan orang lain untuk melakukan panen dengan menggunakan kolam terpal.

Demikianlah keenam hal penting yang harus kamu perhatikan dalam beternak ikan lele. Beternak lele bisa dilakukan di rumah secara kecil-kecilan atau di kolam tambak. Selain mudah dilakukan, hasil penjualan ikan lele bisa menjadi pemasukan besar untuk keuanganmu.

Cara budidaya ikan lele bagi pemula cukup mudah dilakukan bukan? Kamu bisa mencobanya sendiri di rumah. Mulailah dengan menggunakan kolam terpal kecil dan kembangkan dengan menggunakan kolam besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cara memulai usaha budidaya ikan nila

  1. Menyiapkan Kolam Ikan Nila yang Layak Karena ikan nila ini merupakan ikan tawar, maka yang paling baik adalah menggunakan tanah lempung karena mampu menahan massa air. Baiknya lagi diternak di daerah dataran rendah dengan ketinggian sekitar 300-600 dpl. Selain itu, suhunya dipastikan sekitar 25-30 derajat celcius dan juga kadar garam sekitar 35/ml dan pH-nya sekitar 5-7. Persiapan Kolam Ikan Nila Beberapa orang menyarankan agar melakukan proses pengapuran sebelum penggunaan kolam digunakan. Hal ini untuk membersihkan kolam dari hama dan ikan liar. Gunakan 25-200 gram/m2. Pengapuran ini dilakukan setelah kolam dikeringkan. Jangan lupa tambahkan pupuk organik dengan menggunakan pupuk alami dari kandang dengan kadar 50-700 gram/m2. Bisa juga mengkombinasikan pupuk TSP dengan dosis 15 gram dan 10gram/m2. 2. Memilih Benih Ikan Nila yang Akan Dibudidayakan Memilih benih ikan Nila yang baik adalah proses yang sangat penting dalam budidaya ikan Nila. Alasannya, benih ikan Nila yang baik a

Peluang bisnis yang belum ada di indonesia

  1. Bisnis Sewa Ayam Bisnis Sewa Ayam Salah satu bisnis yang di Indonesia belum ada yaitu bisnis penyewaan ayam. Mungkin saat pertama dengar cukup menggelikan bagi orang awam, akan tetapi ternyata bisnis ini merupakan salah satu bisnis yang cukup menghasilkan lho. Bisnis ini dilakukan pertama kali di Traverse City, Chicago, Amerika Serikat, oleh seseorang yang bernama Leslie Suitor dan  dia mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat sekitar. Katanya, ayam yang disewakan bisa dikembalikan kapan saja tetapi jika saat ayam itu bertelur, kalian bisa mengkonsumsi telurnya. Bisnis peyewaan ayam bisa menjadi bisnis yang menguntungkan didesa maupun dikota karena salah satu target pasar dari bisnis ini yaitu masyarakat yang ingin memelihara ayam akan tetapi tidak ingin direpotkan olehnya. Misalnya seperti saat musim hujan ataupun saat ayam sakit. Karena pada saat kalian merasa repot mengurusi ayam saat keadaan seperti itu, lebih baik dikembalikan saja. 2. Bisnis Jual Cincin Pernikahan yang

Modal budidaya ikan nila rendah dengan keuntungan tinggi

  Analisa Modal Usaha Ternak Ikan Nila Kita jangan hanya melihat peluang usaha ternak ikan nila yang begitu besar di masyarakat, tapi juga perlu merencanakan modal yang dikeluarkan agar tidak salah sasaran. Analisa modal tersebut ialah sebagai berikut: Biaya Investasi Kolam Usaha Ternak Ikan Nila Persewaan kolam selama 1 tahun = Rp 750.000  Biaya perbaikan kolam = Rp 500.000  Peralatan tambahan = Rp 500.000  Total modal investasi = Rp 1.750.000  Biaya Operasional Usaha Ternak Ikan Nila Benih ikan nila = 20.000 per Kg x 100 Kg = Rp 2.000.000  Pakan ikan nila = Rp 6.000 x 3000 Kg = Rp 18.000.000  Biaya tambahan = Rp 2.000.000  Membayar tenaga untuk membantu ternak ikan nila = Rp 600.000 x 6 = Rp 3.600.000  Total biaya operasional = Rp 25.600.000  Potensi Keuntungan Usaha Ternak Ikan Nila Masa pemeliharaan ikan nila selama 6 bulan, setelah 6 bulan maka ikan nila bisa dipanen dengan perkiraan keuntungan yang didapat sebagai berikut: 100 Kg benih = 8000 ekor ikan nila, asumsinya 10% tidak d